Senin, Januari 24, 2011

Status Baru

Bismillah…
Lama Hanif tak berbagi cerita di blog ini. Sekarang, Alhamdulillah Hanif sdh berusia 6 tahun. Masih duduk di bangku TK dan sbntr lagi akan memasuki dunia SD. O iya, sekarang, Hanif jg sudah jadi om-om tepatnya tgl 24 Desember 2010 yang lalu. Ya, kk pertamanya Alhamdulillah tlah melahirkan seorang anak laki-laki. Tapi, Hanif belum tau dan belum sadar kalau dirinya sdh jadi om. ‘Abdullah Faqih dianggapnya adik sj. Terbukti dengan panggilan “ade” pada keponakannya itu.
Ya, kini, Hanif serasa punya kehidupan baru di rumah. Tiap pulang sekolah, stlh ganti baju, ia pasti ke kamar kknya mencari keponakannya. Menciumnya, mengajaknya bicara. Setelah bosan, ia kembali beraktivitas di rumah. Ini mungkin kali pertama Hanif melihat bayi dalam waktu lama. Biasanya, Hanif cuma liat sebentar (di aqiqahan atau liat sepupunya yang baru lahir).
Hanif, usia 5 tahun sdh jadi om. Om muda. Senang, tentu saja.
Walaupun sudah jadi om, Hanif tetap masih anak-anak (kekanak-kanakan). Kadang ada hal aneh yang ia lakukan dan menjadikan keponakannya bahan percobaan. Hanif sering mencoba-coba sesuatu. Pernah, diangkatnya badan ’abdullah faqih, padahal lehernya blum sepenuhnya bisa tegak. Mungkin, Hanif tak tahu. Tapi, begitulah cara Hanif belajar.
Sekian dulu cerita Hanif kali ini. Insya Allah lain waktu disambung lagi.

Sabtu, Mei 22, 2010

Ruqyah-ruqyahan

Bismillah...
Kejadian ini terjadi saat Hanif baru saja mandi. Belum berpakaian sehelai pun, ia diganggu sm kknya, Nabhan. Entah gmn awalnya, tiba-tiba, sang kk meruqyah Hanif (main-mainji). Nabhan jadi roqi'nya, Hanif jd pasien.
Dibacakannya surah an-Nas oleh sang kk.
Dasar Hanif, dia ngikut. Ceritanya, jin-nya ini Islam dan pintar serta hafal juga surah An-Nas.
Gak mau kalah, Hanif balik meruqyah sang kk. (si peruqyah balik diruqyah, hahaha... naudzubillah)
Nabhan pasrah. Mengalirlah surah demi surah dari mulut imut Hanif (imut?? wuekkk..... hehehe...). An-Nas, Al-falaq, daannn......
pada saat Hanif baca ayat kursi, terjadilah keanehan.

"Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum.
Laa ta'khudzuhu sinatuwwalaa naum
Wa laa antum 'abiduna maa a'bud
Wa laa ana 'abidum maa abattum (dst...)"

Tertawalah penduduk rumah yang mendengarnya.
Walaupun salah dan gak nyambung, ia tetap PD.
Buktinya, ia tidak terpengaruh dengan tawa itu.
Justru melanjutkan proses ruqyah tersebut dengan memukul sang kk (ktnya mau mengeluarkan jin dari tubuh sang kk).

Biarmi tawwa, yg penting klo besar jd penerusnya aba (aaamiiiin...). Gmn Hanif??
^_^

Minggu, April 25, 2010

Menjadi Penelpon Setia

Bismillah...
Suara Wahdah
Yah, itulah radio yg lg trend di rumah.
Semua penjadi pendengar setia, tak terkecuali Hanif.
Bahkan, ada 1 acara yg tak pernah luput dr perhatiannya.
Acara anak tentunya.
Klo ada kesempatan, dia pasti nelp ke Suara Wahdah.
Sekedar salam-salam, hafal surah-surah, do'a-do'a, ataupun nasyid yg diajarkan oleh sang penyiar.
Mgkin pendengar lain mengira, si ummi yg nyuruh.
Tp tidak. Hanif sendiri yang menekan tombol angka di telepon rumah, karena dia sdh hafal no. tlp di studio SW.
Alhamdulillah....
Atas bantuan Allah melalui Suara Wahdah, kini, Hanif sudah hafal banyak doa dan nasyid.
Surah-surah pendek di AlQuran pun sdh banyak yg dihafalnya melalui Suara Wahdah ini. Karena merasa sdh banyak hafalan, klo Ummi sholat, katanya dia yg mau jd imam. Ummi bilang, klo dia jd imam, terpaksa ummi ikut dgn bacaan surah Hanif, karena suaranya dia besarkan. Klo ummi baca surah lain, ktnya g' konsen. Jadilah Ummi diimami oleh seorang Hanif yang sdh beranjak remaja (hehe... baru 5 tahun tawwa -remaja cilik-)

Hmm.... Smg kelak ketika dia besar, bisa mnjd seorang yg bermanfaat buat ummat. Amiiiin..



sumber: cerita ummi

Selasa, Agustus 18, 2009

Cerita Baru

Bismillah....

Hmm.... Brp lama ya Hanif ndak bagi2 crita?? Tulisan terakhir di bulan Mei, berarti sudah 3 bulan . Wah, cukup lama jg.

Mumpung ada kesempatan, kk-nya Hanif mw mnulis2 ttg Hanif.

Suatu waktu, Hanif bertemu dgn spupunya. Namanya Affan. Ia seumur dgn Hanif.
Ketika bertemu, terjadilah diskusi yg cukup singkat.

Hanif : Affan, jgnQ masuk neraka nah, karena ada ular disana, nanti digigitQ
Affan : (dengan mimik serius) Iya, pernahka' liat ular disana, banyak

Di lain waktu, Hanif ditanya sm Ummi.

Ummi : Hanif, mau masuk syurga?
Hanif : Iya, mau.
Ummi : Kenapa?
Hanif : Karena banyak mobil-mobil
Ummi : Apalagi?
Hanif : Ada semua. Ada apel,..... (banyak yg disebutkan)


Pembicaraan antar anak-anak memang aneh. Tp lucu jg.
Nah, dr diskusi-diskusi ini, smg qt bisa mengambil hikmah dan pelajaran.



-sumber cerita: ummi-

Selasa, Mei 26, 2009

Good Day

Hari yang baik. Itulah arti dari good day. Tapi kali ini, sy tidak ingin bercerita ttg hari yang baik. Good day yang saya maksud adalah sejenis kopi instan yang beraneka macam rasanya (udah tau khan? Klo belum, silakan ke toko-toko, bilang sm penjaga tokonya, “Ada good day?”, trus liat deh yg sy maksud).

Di rumah kami ini, good day itu biasanya dikonsumsi oleh abanya Hanif, karena memang minuman ini untuk orang dewasa aja, dalam artian klo masih anak-anak, jgn minum dulu deh… Nah, yang anehnya, si anak yg jg cukup aneh klo liat abanya minum Good Day, mau juga. Tapi, yang lebih aneh lg, saat si anak yang bernama Hanif ini meminta untuk dibuatkan minuman tersebut. Bukan Good Day yang terucap dari mulutnya, tapi “Bayi Gede’”. Nah lho…. nyambung dimana coba? Good Day, Bayi Gede. Kedengarannya agak mirip dikit sih, tapi biar bagaimanapun “good day” dan “bayi gede” tetap beda dari segi arti. Karena keseringannya si Hanif meminta untuk dibuatkan “Bayi Gede”, sampai-sampai org2 di rumah gak bilang Good Day lg, tp bayi gede.

Nah, suatu ketika, ummi ke pasar ingin membeli sesuatu termasuk good day. Sesampainya di sana, ia pun mengutarakan maksudnya. Tapi lucunya, ummi bilang gini:

“Ada Bayi Gede’?”

Suaranya gak terlalu besar, tp mungkin sj terdengar oleh si penjual. Seketika penjualnya mengatakan “Apa?”.
Entah kaget karena pertanyaannya atau karena tidak mendengar suara ummi. Beberapa saat ummi terlupa dgn nama asli dari “Bayi Gede’” itu. Ketika teringat, dengan tertawa, ummi pun mengatakan “Oh iya, Good Day”.

Sesampainya di rumah, sambil tertawa, ummi pun menceritakannya kepada kami (anak-anaknya) tentang kejadian itu. Kami ikut tertawa, dan tertawalah semua penghuni rumah.
“Makanya mi… jgn latah. Hehehe….”

Lucu ya?! Tp di balik kelucuan itu ternyata ada pelajaran jg lho… Pelajaran itu adalah…. Jangan Latah!

Nah, inilah yang terjadi sekarang pada sebagian besar kita (kaum muslimin). Begitu gampangnya pikiran kita diracuni oleh istilah-istilah yang tidak syar’i, dan ketika ditanyakan apa arti dari istilah tersebut dan darimana asalnya, ia gak tahu. Katanya cuma ikut-ikutan sj (Kalo’ gak baik, kok diikuti ya?)

Sampai-sampai, saat ini pun sebagian besar umat Islam kehilangan jati dirinya. Kalo’ diliat penampilan fisiknya, gak tau Islam atau bukan. Tp klo diliat kartu identitasnya, ternyata beragama Islam. Hmm….. tp jgn salahkan siapa-siapa. Karena mungkin sj ia memang belum tersentuh dakwah dari tangan-tangan kita. Tapi, dia jg salah, knp gak mau belajar Islam? Padahal begitu banyak majelis-majelis ilmu yang bertebaran di bumi ini.

Tp ‘ala kulli hal, buat yg sudah merasa mendapat hidayah, jangan latah deh!
Ok?!


Jumat, Mei 01, 2009

Hanif dan Strategi-strateginya

Tak terasa, kini Hanif tlah berusia 4 tahun 4 bulan. Sudah pintar bicara, pintar mengganggu, pintar marah, sensitif, dst....
Tp, yang lucunya, klo dia marah, ternyata ber"strategi" jg....
Bukan sekedar marah, tapi ada misi dibalik kemarahannya..
Cara marahnya pun tak luput dari strategi2.

Kemarin, ketika aba ke kantor, ia marah+menangis sambil berlari [klo diliat, sepertinya ia lari mengejar aba]....
Trus, sdh itu, tidur di jalanan, dpn rmhnya org, dan kebetulan, rumah itu tempat jual2an snack2 [makanan kesukaan anak kecil].....

Singkat cerita, ketika sdh berhenti menangis, Hanif ditanya sm kk spupuku
"Hanif, knp nangis? trus, kenapa lari sampai di dpn rmhnya org?"

Kami menyangka, ia nangis krn tak diikutkan o/ aba, tapi ternyata.....

"Krn mauka' beli itu..... (snack + permen dan sejenisnya)"

Ketika ditanya "Knp tidur di jalanan? Nanti ditabrakQ..."
Ia menjawab, "Biarmi, kan di bagian kanan-ja' tidur, baru mobilnya aba jalannya di bagian kiri, trus, di pinggir2ja' jg, jadi tidak natabrakja' itu....."

Jawabannya membuat kami tersenyum2, kok bisa ya anak sekecil Hanif berpikiran seperti itu....

Hehehe.... Hanif.... Hanif.....

Smg ke depannya engkau semakin bertambah cerdas dalam berfikir, dan ide2 serta strategi2mu bermanfaat buat dakwah, amiiiin......

Senin, Februari 16, 2009

Lagu-nya Hanif

"Bangun tidurku baca do'a
Tidak lupa tunaikan sholat
Habis mandi ku bantu ummi
Hati-hati jangan tidur lagi

Satu-satu, aku cinta Allah
Dua-dua, cinta Rasulullah
Tiga-tiga, sayang ummi aba
Satu dua tiga.... jalan masuk syurga"

Lagu "bangun tidur" dan "satu-satu" mungkin sudah familiar di telinga qt.
Tapi kyknya lebih islami yang di atas deh...

Semoga lagu-nya Hanif (yg di atas) menjadi inspirasi buat kita untuk mengenalkan anak-anak dengan lagu2 islami (dibanding lagu2 bermusik zaman skrg), walaupun yang lebih utama adalah mengenalkan alqur'an pada mereka sejak kecil.
Jadi, lagu ini hanya sekedar suplemen sj di samping memotivasi anak untuk senantiasa menghafal alqur'an.